RODA dalam industri TV di Indonesia selalu berputar dan tak bisa ditebak. Jika tahun 2016, RCTI dan ANTV sangat mendominasi, bagaimana dengan tahun 2017 ini? Akankah dua stasiun TV tersebut tetap bertahan di puncak, atau justru TV lain akan menyusul perolehan rating dan share dua TV paling berpengaruh di 2016 tersebut?
Menarik menyaksikan persaingan TV di tahun 2017 ini. Jika di tahun 2016, program sinetron menjadi andalan RCTI, SCTV, MNCTV dan ANTV, maka di tahun 2017, persaingan ini akan dimeriahkan oleh Trans TV yang berpartner dengan MD Entertaiment.
TV sinetron RCTI juga tak akan lagi bekerja sama dengan SinemArt yang 10 tahun terakhir selalu menjadi partner eksklusifnya. SinemArt yang menyetorkan banyak sinetron berating tinggi untuk RCTI akan menjadi partner SCTV di tahun 2017. Dengan demikian, RCTI hanya akan memasok sinetron dari Production House (PH) lain.
Salah satu ancang-ancang RCTI sudah dilakukan sejak pekan pertama Januari 2017. RCTI menempatkan Dunia Terbalik yang merupakan produksi MNC Pictures di slot primetime. Episode perdananya bahkan langsung memuncaki rating dan mengalahkan 3 sinetron lain produksi SinemArt yang sama-sama masih tayang di RCTI.
Branding kuat RCTI sebagai TV sinetron nampak tak cukup mempengaruhi pilihan penonton ke lain hati untuk mencari tontonan sinetron yang masih jadi primadona masyarakat kita. Cukup menarik melihat bagaimana penonton RCTI 'mungkin' akan cukup bingung dengan kepindahan artis-artis sinetron yang mereka lihat di RCTI tiba-tiba punya rumah baru di SCTV. Apalagi tipikal sinetron SCTV di Februari 2017 mendatang sama persis dengan punya RCTI saat ini.
Yang cukup mengejutkan tentu saja adalah Trans TV yang beralih menjadi TV sinetron di tahun 2017. Selalu terlempar dari 6 besar perolehan rating di tahun 2016 kemarin membuat Trans TV ingin menunjukkan branding barunya. Tak tanggung-tanggung, Trans TV pun 'mencuri' partner PH sinetron MNCTV yang memang habis kontraknya di awal 2017. Saat ini, Trans TV mengisi slot primetimenya dengan film Hollywood yang ratingnya sangat bergantung pada judul film populer apa yang bisa disuguhkan oleh Trans TV.
Sepeninggal MD Entertaiment dari MNCTV, stasiun TV ini berbenah dengan mengandalkan serial asal Filipina untuk mengisi slot primetimenya. Tak meninggalkan sinetron seutuhnya, MNCTV masih menyisakan satu slot sinetron yang saat ini diisi oleh Ayu Anak Depok City yang merupakan produksi Komando Pictures. 4 upcoming serial Filipina terbaru siap jadi andalan baru MNCTV di jam primetime. Walaupun sebenarnya, dua judul yang tayang saat ini (Pangako Sayo, On The Wings of Love) belum mampu memberikan hasil yang maksimal, meski tak bisa dibilang buruk.
MNCTV kuat sebagai branding TV kartun, terutama kartun buatan Malaysia. Kartun seperti Upin & Ipin, Pada Zaman Dahulu dan Boboi Boy masih jadi tulang punggung yang memberikan kontribusi berarti untuk mempertahankan posisi sebagai 5 besar TV Nasional. Penayangan Upin & Ipin di primetime weekend bisa jadi bukti jika kartun pun cukup bertaring di jam primetime. Sayang, untuk pengiklan, lebih menjanjikan untuk program non animasi untuk saat ini.
Beralih dari TV sinetron, 3 stasiun TV lain masih mengandalkan bagian in-house nya sebagai kekuatan. Indosiar, Trans7 dan Net TV menjadi tiga stasiun TV yang masuk dalam kategori ini.
Indosiar masih mengandalkan talent search berdurasi 'gila-gilaan' di slot primetimenya. Bahkan saat ini, slot sore pun diisi program variety show yang durasinya 2.5 jam. Sementara itu, Trans7 dan Net TV belum melakukan perubahan berarti.
Trans7 masih mengandalkan formula lama di slot primetime : Hitam Putih, On The Spot, Opera Van Java, Demi Nyai. Keempat genrep program primetimenya cukup bervariasi, walau demikian kehadirannya belum bisa berbuat banyak di jam tayangnya masing-masing. Gebrakan baru yang dilakukan Trans7 ada di slot primetime weekendnya. Program pencarian bakat hairstylist dan barber pertama di Indonesia hadir melalui The Cuts Indonesia. Selain itu, Trans7 juga kembali meremake program Berpacu Dalam Melodi yang tahun 2016 kemarin tayang di Net.
Net juga belum berani melakukan perubahan berarti. Slot primetimenya masih diisi oleh program lama seperti Kelas Internasional dan Ini Talkshow. Program sitkom Ok Jek diganti oleh Ok Food. Walau slot primetime Net jadi yang tertinggi diantara slot lainnya di Net, namun peforma rating secara keseluruhan bahkan masih dibawah Global TV. Net belum berani jor-joran mengubah susunan program primetimenya, bahkan slot pagi sampai sorenya. Di 2017 pun, jika Net masih main aman, rasanya takkan ada banyak perubahan dari segi rating.
Global TV patut diwaspadai TV lain, karena walau dianggap bukan ancaman berarti, peformanya di semester kedua 2016 alami peningkatan signifikan. Program pencarian bakat seperti The Voice Kids Indonesia cukup menyita perhatian tahun kemarin. Belum lagi, Global TV coba mencuri perhatian penonton pagi dengan menayangkan ulang telenovela lawas. Global TV bisa saja naik di tahun 2017 nanti jika menemukan momentum 1 program baru yang bisa jadi 'tulang punggung' nya.
ANTV masih akan mengandalkan serial India nya yang memang masih jadi primadonan tontonan siang dan sore. Berbagai serial India nya masih mendominasi di jam-jam tersebut dan memberikan kontribusi positif. Belakangam tak melulu serial India, ANTV menemukan potensi melalui serial animasi seperti Shiva dan Masha and The Bear. Dalam waktu dekat, ANTV akan menambah serial animasinya sebagai senjata meraih masa.
Ada desas-desus jika ANTV akan mencoba menayangkan serial impor dari negara selain India. Yang jelas, Turki bukan target utama lagi setelah di tahun 2016 pamornya bisa dibilang sudah meredup. Mungkinkah Korea, China, Timur Tengah atau mungkin negara yang belum pernah terjamah sebelumnya?
Persaingan dari TV berita masih akan dipimpin oleh TV One yang biasanya selalu menjadi alternatif pertama tontonan saat terjadi peristiwa-peristiwa besar di Indonesia. Namun TV One patut waspada dengan INews TV yang belakangan bahkan mengungguli perolehan rating Metro TV yang lebih dulu hadir di Indonesia. Jangkauan yang luas dan gambar bening bisa jadi salah satu kekuatan INews TV untuk bersaing dengan TV One< Metro TV hingga Kompas TV.
Terakhir, Rajawali TV (RTV) justru terlihat mengalami kemunduruan dengan pilihan program primetimenya yang hanya 'bekasan' produk TV lain. Sinetron-sinetron lawas memang bisa jad nostalgia untuk penonton, namun jika diberi dosis yang berlebihan, lama-lama penonton juga bisa bosan. Apalagi jika sinetron tersebut tayang di jam primetime, dimana penonton justru butuh program baru yang segar.
***
Kesimpulannya, semua TV masih berptensi untuk naik di tahun 2017 ini. Untuk TV yang belum masuk 5 besar TV dengan perolehan share tinggi, inovasi dan terus mencoba bisa jadi kuncinya untuk menarik perhatian penonton. Sementara untuk TV yang sudah berada di zona aman jangan sampai lengah dan jumawa atas yang sudah dicapai di tahun sebelumnya. Klise, tapi itulah faktanya!
mantap!
BalasHapus