MENJADI seorang publik figur tentu menjadi idaman setiap orang. Terkenal dan banyak uang, siapa yang tak mau menjadi seorang artis? Terkenal sesaat dan lantas tenggelam tak bernama tentu mudah dilakukan siapa saja dengan sedikit sensasi dan kreativitas di zaman penuh teknologi seperti saat ini. Namun menjadi seorang pelawak yang tetap dicintai tentu harus punya modal materi lawak yang mumpuni.
Lewat tulisan kali ini, penulis ingin berbagi sedikit hal dibalik layar lucunya para pelawak Indonesia. Tulisan ini sejatinya subjektivitas pandangan penulis yang kebetulan sering bekerja sama dengan para pelawak-pelawak tersebut.
Sebut saja namanya Semar. Ia adalah seorang pelawak yang punya ciri khas pada perkataannya. Sekali bicara, pasti orang langsung mengenali sosoknya. Namun siapa sangka, jika ternyata dirinya adalah seorang pemikir dibalik layar. Ciri khasnya adalah ide-ide unik nan nyeleneh yang di setiap kehadirannya selalu memancing tawa penonton yang melihatnya secara visual.
Darimana ide itu datangnya? Kebetulan si Semar ini adalah tipe yang mandiri. Cuma dengan sedikit sentuhan arahan dari kreatif TV, si pelawak ini mampu berkreasi sendiri dengan tampilannya. Seperti seorang profesional ia mulai memoles penampilannya hingga menjadi tampilan yang mampu mengundang tawa.
Saat memoles penampilan, wajahnya serius dan tak nampak tersenyum. Sesekali si Semar tersenyum di depan sebuah cermin ruang make up untuk melihat ekspresi dirinya sendiri. Beberapa orang di dalam ruang tersebut pun selalu dibuat terpingkal-pingkal kala dirinya mulai melakukan hal tersebut.
Lucunya, si Semar seringkali menerima respon yang hampir sama di setiap orang yang dekat dengannya. Bahkan saat dirinya merupakan bagian dari sebuah komunitas religius, anggota komunitasnya pun selalu menunggu apa yang akan dilakukan si pelawak saat tampil di TV.
Cerita seru terus bergulir kala dirinya pernah bertemu dengan seorang ibu-ibu di sebuah mall. Hanya dengan melihat sosok si pelawak, sang ibu itu langsung tertawa terpingkal-pingkal mengingat lakon yang dimainkan si pelawak di program yang ditontonnya semalam.
Beda lagi kasusnya dengan pelawak lain yang masih satu program dengan dirinya. Sang pelawak nampak sama, antara di depan TV dengan dibelakang layar. Sebut saja namanya Bagong. Perawakannya tinggi dan selalu melemparkan jokes-jokes setiap kali kreatif melakukan briefing. Seolah apa yang ditampilkannya di TV memang karakternya yang sebenarnya. Walau terkadang, tidak semua lawakannya mampu diterima oleh banyak orang.
Nah, sekarang tentu Anda tahu jika menjadi pelawak itu tak mudah. Jangan terlalu sibuk mencela kala lawakannya mereka memang tak lucu. Kritik boleh, asalkan membangun. Bukan begitu?
0 komentar:
Posting Komentar